KBRN, Bengkulu : Kini sedang viral permainan lato-lato. Bahkan Presiden RI H Joko Widodo dalam kunjungan ke Subang, sempat menjajal permainan tersebut bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Diketahui lato-lato adalah permainan sederhana yang terbuat dari sepasang bola kecil yang terikat di tali.
Permainan ini cukup ramai dimainkan oleh anak-anak. Benturannya menimbulkan bunyi unik.
Dikutip dari berbagai sumber, sisi positif dan negatif dari permainan tersebut. Artinya mengganggu atau tidaknya permainan lato-lato yang sedang viral, tergantung penggunaannya. Dimana jika penggunaannya pada waktu dan situasi yang tepat, serta dengan durasi permainan yang tidak berlebihan maka tentu tidak mengganggu.
Tapi berlebihan, ditambah dimainkan di waktu dan situasi yang tidak tepat, tentu akan sangat mengganggu.
Ada beberapa sisi positif permainan lato-lato. Lato-lato bisa mengalihkan dan mengurangi dampak kecanduan gawai yang saat ini banyak dialami oleh anak-anak. Bahkan permainan lato-lato bisa menstimulus kemampuan motorik anak.
Permaiinan itu juga dapat meningkatkan fungsi koordinasi antara kemampuan kognitif dan motorik.
Saat dimainkan bersama teman sebaya maka akan meningkatkan perkembangan sosio emosional anak. Hal ini akan sangat berpengaruh kepada kecerdasan emosional anak.
Sedangkan sisi negatif dari permainan lato-lato, di antaranya adalah dapat menimbulkan tangan bengkak, kepala benjol jika terkena kepala, hingga tak jarang memicu pertikaian antar pemain setelahnya.
Sementara bahaya bisa terjadi jika permainan lato-lato dilakukan oleh anak di usia yang kurang tepat atau meskipun di usia yang tepat tapi dilakukan secara berlebihan. Artinya, anak harus diajarkan bagaimana membagi waktu yang pas saat bermain dan jangan sampai anak melupakan aktivitas atau tugas sehari-harinya, seperti istirahat, ibadah, belajar dan lainnya.
Lalu jangan sampai lato-lato menjadi over stimulus yang tentu akan menjadi tidak baik bagi perkembangan anak.
Secara teoritis, usia yang tepat untuk permainan lato-lato sebaiknya dimainkan pada usia 8 tahun ke atas. Hal ini mengacu pada teori tahap bermain anak menurut Jean Piaget, salah satu tokoh psikologi asal Swiss yang menerangkan bermain berdasarkan usia dan perkembangan kognitif anak.