Agar tidak punah di tengah gempuran permainan digital, Putri Anak Indonesia Budaya tahun 2022, Karina Aliyah Afandi turut memperkenalkan dan mengkampanyekan permainan tradisional. Terdekat, ia akan melakukan roadshow ke beberapa sekolah di Jawa Barat untuk lebih giat bermain permainan tradisional daripada penggunaan permainan di gadget.
Salah satunya, ia sangat mensupport permainan lato-lato yang tengah viral di Indonesia. Menurutnya, permainan tersebut merupakan gabungan antara tradisional dan modern. Permainan ini memiliki manfaat untuk melatih fokus dan kesabaran, mengingat anak diusia dirinya saat ini cenderung kurang fokus dan sabar dalam beberapa hal.
“Buat Karina itu gabungan permainan tradisional dan modern, dahulukan dari batu kalau sekarang lebih aman karena pakai plastik. Karina sendiri juga main sama teman-teman di sekolah,” ungkap Karina, Selasa (17/1/2023).
Namun untuk bermain, para anak di usianya harus menjaga pola waktu. Dimana antara sekolah dan bermain seimbang, beberapa realita sejak booming di Indonesia kecenderungan anak menjadi malas belajar karena terlalu fokus bermain lato-lato supaya bisa jadi master.
Ia pun tak segan untuk sedikit berbagi tips kepada teman-teman seusianya agar bisa membagi waktu antara bermain dan belajar. “Kalau dari Karina tipsnya, boleh bermain asal waktu istirahat sekolah bukan saat pelajaran. Jadi ada waktunya bermain dan belajar, tidak terus mengikuti hal-hal yang viral saja,” imbuhnya.
Meski demikian, Karina tetap mengingatkan bahwa banyak permainan yang bisa dimainkan selain Lato-lato. Contohnya permainan tradisional seperti, congklak, bekel, lompat tali hingga enggrang.
Karina pun mengaku, mulai awal tahun 2023, ia akan keliling mengunjungi sekolah-sekolah yang ada di Jawa Timur guna mengenalkan permainan tradisional pada sebayanya. “Februari ke sekolah yang ada di Malang, Juli ke Bandung. Karina akan bawa permainan seperti dakon, bekel, lompat tali dan lainnya untuk dikenalkan,”
Gadis berusia 12 tahun ini tetap gigih mengenalkan permainan tradisional, agar teman-teman sebayanya tak tergantung dengan gadget atau hanya bermain game online saja. Karina ingin, permainan tradisional tetap dikenal oleh anak sekarang dan terus dimainkan. “Jadi kalau bosan atau ingin bermain tak melulu harus gadget, bisa bermain mainan tradisional bersama teman atau keluarga di rumah,”
Ia tak menampik, digitalisasi penting untuk anak zaman sekarang. Tetapi, tidak harus digunakan secara berlebihan melainkan sesuai kebutuhan saja. “Digitalisasi memang ada dampak positif ada dampak negatifnya seperti bullying atau hate coment. Untuk itu harus digunakan sesuai kebutuhan misalnya untuk belajar atau menggali informasi,”
Terakhir ia pun berharap, ada permainan tradisional lagi yang bisa viral seperti bekel. “Karina juga akan mengenalkan, sehingga banyak yang tahu dan ada permainan lainnya yang bisa viral seperti Lato-lato,”tutupnya.