Dalam aksi 272, Ribut Supriyadi mengenakan baju seragam protokoler kepala daerah berwarna putih dan bersarung meniru gaya seorang bupati. Sebatang alat permainan lato-lato di tangannya dimainkan sembari mendengarkan orasi di atas bak mobil pick-up.
Ribut adalah satu dari puluhan orang warga yang tergabung dalam Aksi 272 yang berunjuk rasa di depan Pendapa Wahyawibawagraha, Senin (27/2/2023). Angka 272 disesuaikan dangan tanggal 27 pada bulan kedua (Februari), sesuai dengan tanggal aksi. Mereka tak hanya membawa spanduk dan poster, tapi juga lato-lato untuk mengkritik dua tahun pemerintahan Bupati Hendy Siswanto dan Wakil Bupati Muhammad Balya Firjaun Barlaman.
Kustiono Musri, koordinator aksi mengatakan, lato-lato dibawa sebagai ekspresi ketersinggungan. “Kami merasa tertantang dengan video permainan lato-lato yang diposting Bupati (Hendy Siswanto) di akun instagramnya. Ini buktinya teman-teman marah,” katanya, di sela-sela aksi.
Dalam video berdurasi 25 detik yang diunggah pada 17 Februari 2023 itu, Hendy memainkan lato-lato berwarna hijau sembari berpantun. “Orang ganteng suka sama Si Rini. Gak seneng, maju sini,” katanya.
Kalimat keterangan (caption) video itu tidak menyinggung siapapun sebenarnya. Hendy hanya menulis: ‘Jangan cinematican aja pak. Sesekali kasih jedag-jedug asik. Senggol dong @humaspolresjember’. Video ini dikomentari 180 kali dam disukai 2.780 akun instagram.
Apa makna video yang ditangkap para demonstran itu sehingga marah? “Ya nantang kami. Siapa yang gak seneng datang ke sini. Ya kita datang. Faktanya belum ada kabar bupati mau menemui kami atau tidak. Kami disuruh masuk (ke pendapa), saya tidak mau. Ngapain masuk? Kalau berani, dia (bupati) datang ke sini,” kata Kustiono.
“Prestasi apa yang bisa kita banggakan? Ngomong menata kota, sampai hari ini ngomong PKL tidak ada apa-apanya. Alun-alun ya semakin begitu. Yang bisa dibanggakan apa?” kata Kustiono.
Kustiono mempertanyakan penanganan kemiskinan di Jember. “Ternyata kemiskinan di Jember masih peringkat teratas di Jawa Timur. Artinya, bupati selama dua tahun tidak bekerja terhadap persoalan yang paling mendasar itu. Masalah kemiskinan masih tetap, angka stunting masih tinggi,” katanya.
Kustiono mempertanyakan realisasi janji pendirian pabrik pupuk di setiap kecamatan yang disampaikan saat pemilihan kepala daerah. “Faktanya sampai hari ini tidak ada apa-apa,” katanya.
Aksi 272 juga mengkritik dugaan nepotisme yang dijalankan Bupati Hendy Siswanto. Kustiono mengatakan, kritik diberikan agar jalannya pemerintahan berjalan lebih baik. “Nepotisme multiplier effect-nya luar biasa. Semua kerusakan sistem pemerintahan ini berasal dari mind set nepotisme yang dijalankan bupati, Seandainya sesuai janjinya dulu ketika mencalonkan dan ketika sudah resmi jadi pemenang pemilu ngobrol dengan saya, semua dikembalikan ke sistem,” katanya.
Kustiono ingin menyadarkan publik Jember tentang sosok Bupati Hendy Siswanto. “Apakah pada 2024 mau dipilih lagi atau tidak, terserah mereka. Itu hak demokrasi masing-masing. Tapi kami merasa terpanggil untuk menyuarakan keburukan dari pemerintahan bupati selama dua tahun ini,” katanya.
Sebelumnya, dalam acara tasyakuran dua tahun pemerintahan Jember di Pendapa Wahyawibawaghraha, Minggu (26/2/2023) malam, Bupati Hendy Siswanto meminta maaf kepada masyarakat Jember.
“Mohon maaf lahir dan batin. Terlalu banyak kekurangan yang saya lakukan. Insya Allah saya akan berusaha sekuat tenaga dan semaksimal mungkun agar kami bisa berusaha berbuat sebanyak-banyaknya untuk masyarakat Jember,” kata Hendy.
Sementara itu, Wakil Bupati Muhammad Balya Firjaun Barlaman dalam acara tersebut juga mengakui masih banyak kekurangan selama memimpin. “Kalau dicari kesalahan dan kekurangannya pasti ketemu. Apa yang kami lakukan selama ini, masih banyak kekurangannya. [wir/kun]