Potret menarik terjadi di sela-sela reses Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti. Legislator PKS itu ikut bermain lato-lato bersama anak-anak di RW 12 Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan.
Pimpinan dewan itu unjuk gigi memperlihatkan kebolehannya. Dia tampak juga tidak kalah mahir mengayunkan lato-lato bersama anak-anak lain yang terlihat begitu santai memainkan permainan yang tengah viral itu.
Disaksikan para warga yang hadir, riuh dan antusias masyarakat pun kian menambah cair suasana jaring aspirasi kali ini. Momen gembira anak-anak juga terekam dalam kesempatan tersebut.
”Wah ini hampir semua anak-anak punya lato-lato ya, permainan ini bagus bisa melatih konsentrasi, mengendalikan emosi, mengasah motorik, di era yang saat ini di mana anak-anak lebih sering pegang gadget, kurang gerak,” ucap Reni menyikapi positif permainan lawas yang tengah digandrungi anak-anak kembali itu.
Agenda reses kembali digelar DPRD Surabaya. Momen itu menjadi sarana yang dimaksimalkan wakil rakyat untuk menyerap aspirasi konstituen di daerah pemilihannya. Begitu pula yang dilakukan Reni Astuti, legislator tiga periode itu.
Pimpinan DPRD Kota Surabaya itu memulai giat jaring aspirasi masyarakat perdana pada tahun keempat masa persidangan kedua pada 2023, di RW 12, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, pada Selasa (24/1) sore.
Reni memberi perhatian terhadap pembangunan Kota dan status Kota Surabaya yang menyandang predikat kota layak anak (KLA) selama lima tahun berturut-turut dan kini proses KLA dunia. Dalam reses kali ini, Reni melibatkan partisipasi anak dalam penjaringan aspirasi.
Reni menyerukan bahwa perencanaan dalam pembangunan sebuah kampung harus pula berbasis pada kebutuhan anak-anak. Kampung ramah anak akan perkuat Surabaya sebagai kota layak anak.
”Anak-anak perlu didengar, perlu diperhatikan karena pembangunan dan apa yang kita lakukan saat ini untuk anak-anak kita nanti, untuk remaja-remaja, untuk putra-putri, untuk anak cucu kita,” tutur Reni.
Dalam agenda reses itu juga turut hadir sejumlah anak-anak maupun remaja dari berbagai kalangan usia. Baik mereka yang masih berada di jenjang SD, SMP, hingga mereka yang tengah menempuh masa SMA. Reni mengajak berdialog sejumlah anak-anak tersebut terkait dengan ketertarikan dan minat mereka di lingkungan sosial.
Tokoh perempuan Kota Surabaya itu mengatakan, keterlibatan anak-anak pada agenda ini menjadi fasilitas serta sarana memberi ruang dan meningkatkan partisipasi di lingkungan mereka. Terlebih ketersediaan sarana publik.
”Alhamdulillah di eks lokalisasi Dolly itu sudah ada beberapa tempat bermain yang disukai anak-anak yang dulunya adalah wisma saat prostitusi belum ditutup, nah itu banyak dipakai anak-anak dan mereka senang, ini perlu diperbanyak,” terang Reni.
Selain itu, sambung Reni, para generasi cilik Kota Surabaya tersebut juga menyampaikan perihal menciptakan kampung yang aman. Hal itu bagi Reni selaras dalam rangka mewujudkan kampung ramah anak di Kota Surabaya.
Secara umum dalam paparannya, politisi PKS itu pun menyampaikan terkait akses pendidikan, sosial, hingga infrastruktur. Dia juga mendorong agar berbagai aspirasi yang ditampung pada giat itu juga menjadi dasar perencanaan pembangunan kota.
”Aspirasi yang terkumpul dari reses ini, tidak hanya yang dari saya tetapi juga dari teman-teman dewan itu menjadi bahan untuk perencanaan pembangunan di Kota Surabaya yang dilakukan pemkot sesuai mekanisme yang ada,” ujar Reni.