Akhir-akhir ini, anak-anak banyak memainkan sebuah mainan bernama lato-lato. Mainan ini banyak dimainkan oleh anak-anak setelah viral di TikTok.
Lato-lato merupakan mainan jadul yang terdiri dari dua buah bola plastik terhubung dengan seutas tali. Cara memainkannya terbilang mudah, hanya mengadukan dua bola plastik secara terus menerus.
Keberadaan lato-lato atau ada juga yang menyebut etek-etek juga nok nok, dianggap bisa mengalihkan anak-anak dari kecanduan gawai.
Psikolog Unisba, Stephanie Reihana, berpendapat pada dasarnya dalam mainan atau permainan anak harus dilihat dari ketepatan usia. Termasuk dari lato-lato yang sekarang sedang ramai dimainkan oleh anak-anak.
“Apapun permainannya, harus disesuaikan dengan usia anak. Beda usia, beda juga stumulasi yang diberikan kepada anak,” tutur Stephanie, Senin 26 Desember 2022.
Prinsip dasar dari sebuah mainan atau permainan kata Stephanie adalah memberikan stimulus bagi anak, baik itu dari sisi psikis, motorik, juga keberanian anak dalam mencoba sebuah permainan.
Lato-lato memang bisa memberikan stimulus dalam kaitan koordinasi antara tangan dan mata. Juga stimulus sosial apabila anak bermain secara bersama-sama.
Begitu pun dengan permainan daring, pada dasarnya banyak yang memberi manfaat bagi tumbuh kembang anak.
“Masalahnya harus disesuaikan dengan usia anak. Bukan hanya mainan tradisional, tapi juga permainan online yang dimainkan oleh anak,” katanya.
Walaupun dipandang bisa mengalihkan ketergantungan anak dari gawai, namun apabila tidak dibatasi lato-lato juga bisa memberi masalah bagi anak.
Dijelaskan Stephanie, anak harus memiliki batasan-batasan tertentu dalam bermain. Seperti menyediakan waktu untuk belajar, mengerjakan tugas pekerjaan rumah dari sekolah, istirahat, mandi dan lain sebagainya.
“Kalau membantu pembelajaran baik itu stimulasi gerak, motorik, emosi dan sosial, selama durasi terkendali tidak masalah. Baik itu permainan tradisional maupun online,” katanya.
Paling penting lanjut Stephanie adalah pengawasan orang tua, baik itu mengawasi konten dari permainan, durasi, termasuk jensi permainannya yang harus sesuai dengan usia anak.
Dalam permainan online pun, pada dasarnya banyak yang memberikan dampak positif bagi anak. Namun terkadang anak memainkan sebuah permainan tidak sesuai usianya, seperti gem perang yang terlalu realistis atau tontonan berbau pornografi.
“Jadi masalahnya bukan jenis mainannya, tetapi pengawasan dan batasan yang diterapkan oleh orang tua. Kalau dalam penggunaan gawai sudah mengarah kepada adiktif, bukan hanya harus dialihkan tetapi harus dihentikan dan diterapi,” tutupnya.