Mainan lato-lato beberapa waktu ini viral dimainkan oleh kebanyakan anak-anak di beberapa wilayah Indonesia.
Viralnya mainan lato-lato ini membuat pro dan kontra dari masyarakat termasuk di dunia pendidikan.
Terlebih saat ini beberapa sekolah sudah mulai melaksanakan aktivitas belajar mengajar sehingga muncul larangan membawa mainan lato-lato ke sekolah.
Kendati demikian, mainan ini tidak hanya dimainkan oleh anak-anak saja, orang dewasa juga ikut mencoba permainan lato-lato.
Beberapa orang menganggap bahwa permainan ini bisa mengurangi anak-anak dalam menatap gadget.
Sedangkan beberapa orang lainnya menganggap permainan ini mengganggu karena suara yang dihasilkan sangat kencang.
Hal ini lah yang kemudian membuat beberapa Dinas Pendidikan di Kota Kota besar di Indonesia tidak memperbolehkan membawa lato-lato ke sekolah.
Dirangkum AyoBandung.com dari berbagai sumber, berikut beberapa sekolah yang tidak memperbolehkan membawa lato-lato.
Pertama, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melarang siswa untuk membawa lato-lato ke sekolahnya.
Informasi ini baru disampaikan secara lisan kepada para kepala sekolah dan guru di wilayah tersebut.
“Kami minta siswa tidak membawa lato-lato dan alat permainan lain ke sekolah karena mengganggu aktivitas belajar,” ungkap Kepala Disdikbud Belitung, Soebagjo dilansir Republika.
Selain itu Disdikbud Pesisir Barat, Lampung juga mengimbau agar siswanya tidak membawa permainan tersebut ke lingkungan sekolah karena bisa mengganggu aktivitas belajar.
Menyusul wilayah tersebut, Disdikbud Kabupaten Bandung Barat (KBB) juga ikut mengimbau kepada siswa agar tidak membawa mainan tersebut ke sekolah.***